Minggu, 13 Mei 2012

PELAMPIASANKU


Bertahun-tahun aku memendam perasaanku kepada ka reza walau ka reza telah menyakitiku, ku ga bisa melupakannya. Namun aku juga merasa lelah dengan semua ini ku seperti menunggu pepesan yang kosong, sesuatu yang tak pasti. Ku merasa harus berubah dan melupakan perasaan ku pada ka reza karena ka reza juga ga mungkin mencintaiku. Akhirnya ku putuskan untuk mencari seseorang yang bisa membantuku agar bisa melupakan aku ka reza.
Teman satu bangkuku namanya keyla dia punya teman dekat namanya rendi, aku di kenalin sama dia oleh keyla. Yah...memang sih si rendi tuh orangnya ga ganteng-ganteng amat, tapi dia baik, lucu bahkan ramah sama orang. Kebetulan aku tipe orang yang ga memilih teman melihat dari tampang aja, makanya rendi juga jadi teman baikku. Karena keyla lah aku dan rendi jadi akrab, rendi juga sering kontek2n dengan ku lewat via sms. Keyla juga sering ngajakku maen bareng rendi.
Di sekolah saat bel pulang berbunyi aku pun bergegas menyiapkan tas ku untuk segera pulang tapi si keyla menarik tanganku,
“leksa kamu jangan pulang dulu yah...” kata’y membujukku
“emang kenapa??? Tapi aku harus segera pulang keyla..” mencoba melepaskan tangan keyla yang menarik2 tanganku.
Dia melepaskan tangannya dan membisikan sesuatu ketelingaku
“rendi ingin bertemu kamu di perpus dia pengen ngomong sama kamu..”
“emang mau ngomong apa?? Kenapa ga langsung ke sini saja??”
“udah lah yo cepet kesana dia dah nunggu kamu..!!!” keyla menarik tanganku menuju perpus
 “ada apa ren?? Ko mesti ngobrol disini segala??” tanya ku pada rendi dan keyla pergi meninggalkan aku dan rendi di ruangan itu berdua saja. Ku merasa ga enak kalo di dlam ruangan hanya berdua dengan seorang cowo makanya aku mendesak rendi untuk segera bicara ada perlu apa sama aku.
“mmmm..gini sa, mmm walaupun aku baru kenal kamu tapi aku rasa kamu baik” tanya rendi gugup
Aku ga tau apa yang menyebabkan rendi gugup seperti itu bahkan ngomongnya aja terbata-bata aku jga ga ngerti maksud rendi ngomong kaya gitu apa. Akupun menjawab dengan santai dan gurauan seperti biasa kalo kita bercanda.
“ya elah ren...mau ngomong gitu aja pake acara di ruangan kaya gini segala, semua orang juga tau kalo aku tuh baik orangnya...hahaha” gurauku
“bukan gitu maksudnya...leksa..a..ku..su..ka sa sa sama kamu, kamu mau ga jadi pa..car ku???”
Ku kaget mendengar perkataan rendi yang baru saja dikatakan sumpah ga pernah aku bayangkan ini terjadi, tiba-tiba keringat dinginku jadi keluar aku jadi teringat dengan ka reza. Aku juga berfikiran apa aku menerimanya saja meski aku tak suka padanya?? Pikiranku kacau aku bingung harus bagaimana, aku diam seribu bahasa namun terlintas dalam pikiranku untuk menerima rendi agar aku bisa melupakan ka reza dengan belajar mencintainya. Entah dengan sadar atau tidak sadar aku menerimanya untuk menjadi pacarnya setelah aku jawab itu aku langsung lari keluar ruangan itu dan bergegas pulang dengan pikiran tak karuan.
“aku ga mencintaimu tapi aku menerima kamu...apa aku salah yah..hmm maafkan aku yah ren??”
Tak ada yang tau tentang hubunganku sama rendi di sekolah kecuali keyla dan mona teman dekat ku di sekolah, sikapku ke rendi juga berbeda tak seperti biasanya mungkin karena ku malu, tapi ku tak ceritakan tentang perasaanku yang sebenarnya sama sekali tak pernah mencintai rendi kepada keyla dan mona.
Satu minggu lebih aku menjalin hubungan dengan rendi tanpa adanya rasa cinta, sebenarnya ku merasa ga tega rendi di kaya gini’n sama aku harusnya rendi ga jadi pelampiasanku gara” ka reza. Aku ingin coba mengatakan jujur tentang perasaanku pada rendi saat itu namun aku ga tega. Aku berusaha untuk mencintainya tapi ga bisa hatiku sudah tertutup oleh ka reza.
Aku bertahan dengan rendi hingga satu bulan kedepan, di sekolah sudah banyak yang tau tentang hubunganku dan banyak juga yang kaget mengetahui kalo rendi pacarku karena menurut mereka aku ga cocok, yah memang sih aku juga berfikir seperti itu tapi entah kenapa waktu itu aku jawab iya padanya. Mungkin pikiranku saat itu lagi kacau.
Rendi memang baik padaku, dia perhatian sama aku tapi entah kenapa aku tidak sama sekali memiliki perasaan dengannya. Kalau saja rendi mengetahui tentang yang sebenarnya entah seperti apa jadinya.
Saat hubunganku dengan rendi menginjak tiga bulan aku mencoba uuntuk memutuskan rendi namun rendi tidak terima dengan keputusanku dia berusaha mempertahankan hubungan itu. Yah aku pun terpaksa harus mengikutinya. Sebenarnya aku ga nyaman banget menjalin hubungan dengan rendi, entah kenapa mungkin karena aku tidak punya sedikitpun rasa suka sama dia. Akuu mulai males hubungin dia.
Temanku keyla tanya tentang hubunganku sama dia. “sa, kamu itu  masih sama rendi ga sih.. ko ga kelihatan bareng lagi???” tanya keyla penasaran
“ entah key, aku bingung kita pacaran tapi kaya orang ga pacaran Cuma di sms saja seperti orang pacaran, kalau ketemu ya biasa-biasa saja” jawabku
“aneh kalian berdua itu”
“i dont care key “
“heuh kamu mah...”
“kalau aku boleh jujur yah key sebenarnya aku itu ga pernah sama sekali punya rasa sama dia “
“terus kenapa kamu terima dia sa,”
“yah..Cuma wat pelampiasan aku aja karena sakit hatiku selama ini karena ka reza”
“what??? Serius kamu sa..??”
“iya serius, makanya sekarang aku bingung mesti bagaimana key, aku ga tega sama rendi dia begitu baik sama aku”
Saat aku sedang berbicara seprti itu pada keyla ternyata rendi sudah ada di belakangku, dia mendengar semua pembicaraanku sama keyla. Akupun jadi salah tingkah.
“re re rendi...kamu disini..” ucapku gugup
“aku mendengar semuanya sa, kenapa kamu ga jujur padaku???”
“sorry aku pergi dulu yah...ga mau ikut campur..heheh” keyla pergi
“maafkan aku ren, aku bisa jelasin semuanya..”
“tidak apa-apa ko sa, ga usah di jelasin, mungkin emang aku ga pantes wat kamu, maafkan aku selama ini memaksakan kehendakmu. Untuk kebaikanmu sekarang kita PUTUS saja. Terimakasih atas semuanya” rendipun berlalu pergi dengan mata yang berair
Aku seemakin merasa bersalah atas perbuatanku, baru kali ini aku menyakiti perasaan oarang lain dan ini semua berawal dari ka reza yang tega menyakitiku. Tak seharusnya aku menyakiti rendi hanya untuk membalas apa yang telah ka reza lakukan sama aku.
“maafkan atas kesalahanku rendi, tak seharusnya aku menyakitimu..maafkan aku”
Satu minggu rendi marah sama aku, dia tak mau melihat wajahku lagi bahkan dia sudah mendelete no HP + foto2 ku di HP’y... sungguh tak sebanding perlakaunku pada rendi dengan ketulusan rendi yang telah dia berikan kepadaku, dia hanya menjadi pelampiasan dendamku pada ka reza.
 Namun akhirnya dengan bantuan keyla aku pun bisa menjelaskan semuanya pada rendi, dan dia mau menerima alasanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar